Notification

×

INDEKS BERITA

MENGHINA RAKYAT! IPNU & PPNI Kompak Menggugat Kunker DPRD Padang Pariaman Saat Bencana: HARAM bagi Wakil Rakyat Melarikan Diri dari Tanggung Jawab!

03/12/2025 | 18:11 WIB Last Updated 2025-12-03T11:11:25Z

PADANG PARIAMAN, 3 Desember 2025 — Keputusan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Padang Pariaman untuk tetap melaksanakan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (2/12), di tengah kondisi Padang Pariaman yang dilanda bencana banjir dan longsor parah, telah memicu gelombang amarah dan kecaman. Dua organisasi pemuda terbesar di Sumatera Barat, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Sumbar dan Pemuda Peduli Negeri Indonesia (PPNI) Sumbar, bersatu padu menuding tindakan dewan ini sebagai pengkhianatan terhadap amanah rakyat dan meminta segera pulang hari ini juga.

Tuntutan Keras IPNU: Prioritas Telah Terbalik, Kehadiran Fisik Wajib

Ridho, Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) IPNU Sumatera Barat yang juga mewakili suara Pemuda Piaman, mengeluarkan pernyataan yang sangat keras. Ridho menekankan bahwa Kunker yang dilakukan Komisi I dan IV tersebut menunjukkan adanya kegagalan moral dalam memilih prioritas, terutama saat krisis.

"Kami sebagai Pemuda Piaman sangat murka. Di saat kita sedang berjuang melawan lumpur, memikirkan nasib ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian, wakil rakyat kita malah pergi 'bertamasya' dengan label studi banding. Kehadiran fisik mereka di Padang Pariaman itu sangat vital, bukan hanya untuk simpati, tetapi untuk mengambil keputusan taktis terkait alokasi dana darurat APBD yang jumlahnya sangat dibutuhkan," tegas Ridho.

IPNU Sumbar menegaskan bahwa argumentasi dewan mengenai agenda yang "sudah terjadwal" sama sekali tidak dapat diterima dan tidak memiliki nilai dibandingkan penderitaan kolektif masyarakat.

"Kami tegaskan, sudah HARAM bagi seorang wakil rakyat melarikan diri dari tanggung jawabnya di saat rumahnya sedang dilanda musibah. Tugas utama dewan adalah melayani, bukan melancong. Kami menuntut Kunker ini dihentikan detik ini juga. Pulang dan bekerjalah untuk rakyat Piaman!" tambahnya.

Penegasan PPNI: Kritik Moral 'Lupo Diri' dan Mobilisasi Massa Nyata

Tuntutan tersebut diperkuat dan dipertajam oleh Andri, Ketua PPNI Sumatera Barat, yang jajarannya diketahui telah aktif membantu penanganan dampak bencana di berbagai lokasi. Andri menuding Kunker tersebut sebagai tindakan yang tidak etis dan nir-empati tingkat tinggi.

"Coba lihat di sini! Para Relawan kita basah kuyup karena hujan, berselimut lumpur karena bekerja siang malam. Sementara ada yang 'terbang' ke Sleman mencari udara segar. Mereka ini wakil rakyat Padang Pariaman, bukan wisatawan Padang Pariaman. Kalau di Minang, ini namanya 'lupo diri' (lupa diri) yang paling parah," sindir Andri dengan nada kecewa.

PPNI secara khusus mempertanyakan tujuan Kunker yang membahas isu mitigasi bencana dan Bansos, mengingat Padang Pariaman sedang berada di tengah-tengah bencana.

"Ini namanya diskoneksi fatal. Jika mereka ingin belajar penanganan bencana, mengapa tidak segera mengadakan rapat darurat dengan BPBD dan dinas terkait di Padang Pariaman? Ilmu terbaik didapatkan saat menghadapi masalah, bukan dengan meninggalkannya. Prioritas mereka telah terbalik," kritiknya tajam.

Sebagai bentuk desakan nyata, PPNI Sumbar melancarkan seruan terbuka dan mobilisasi khusus kepada seluruh mahasiswa asal Ranah Minang yang sedang berdomisili atau berkuliah di Sleman dan Yogyakarta.

"Kami memohon bantuan seluruh adik-adik mahasiswa. Jadilah penyambung lidah masyarakat Piaman. Jika Anda mengetahui atau melihat keberadaan anggota DPRD, sampaikan pesan kami secara langsung: Tugas mereka bukan di Sleman, tetapi di tengah-tengah rakyat. Desak mereka pulang hari ini juga! Tunjukkan bahwa suara anak muda Minang tidak bisa diabaikan! Momentum penanganan darurat tidak bisa ditunda!" tutup Andri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update